Halaman

Tjong A Fie


Tjong A Fie (1860-1921) adalah seorang pengusaha, bankir dan kapitan yang berasal dari Tiongkok dan sukses membangun bisnis besar dalam bidang perkebunan di Sumatera, Indonesia.[1][2][3] Tjong A Fie membangun bisnis besar yang memiliki lebih dari 10.000 orang karyawan.[1][3] Karena kesuksesannya tersebut, Tjong A Fie dekat dengan para kaum terpandang di Medan, di antaranya Sultan Deli, Makmun Al Rasjid serta pejabat-pejabat kolonial Belanda.[1][2][3] Pada tahun 1911, Tjong A Fie diangkat sebagai Kapitan Cina (Majoor der Chineezen) untuk memimpin komunitas Tionghoa di Medan, menggantikan kakaknya, Tjong Yong Hian.[1][3] Sebagai pemimpin masyarakat Tionghoa, Tjong A Fie sangat dihormati dan disegani, karena ia menguasai bidang ekonomi

Ruhut Sitompul


Ruhut Sitompul, S.H. (lahir di Medan, Sumatera Utara, 24 Maret 1954) adalah seorang pengacara, pemeran sinetron, dan politikus Indonesia. Nama Ruhut melejit berkat perannya sebagai tokoh pongah Poltak yang mengaku Raja Minyak dari Tarutung di sinetron Gerhana. Ruhut juga menjabat sebagai Ketua DPP Partai Demokrat.

Biografi
Anak kedua dari empat bersaudara pasangan Humala Sitompul dan Surtani Panggabean ini menyelesaikan pendidikan akademiknya di Fakultas Hukum, Universitas Padjadjaran, Bandung pada tahun 1979. Ruhut menjadi satu dari dua orang yang lulus kuliah hukum hanya dalam waktu empat tahun. Karier Ruhut

Miranda Swaray Goeltom


Miranda Swaray Goeltom (lahir di Jakarta, 19 Juni 1949) adalah deputi senior gubernur Bank Indonesia dan guru besar Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Sebelumnya dia menjabat sebagai deputi gubernur BI.

Dia juga ikut dalam pemilihan gubernur BI pada tahun 2003 namun dikalahkan Burhanuddin Abdullah dan akhirnya harus puas dengan posisi deputi senior. Setelah Boediono maju dalam pencalonan wakil presiden bersama Susilo Bambang Yudhoyono, ia mengambil alih posisi sebagai Pejabat Pelakasana Tugas Harian Gubernur Bank Indonesia.

M. S. Kaban


Malem Sambat (MS) Kaban SE MSi, (lahir di Binjai, Sumatera Utara, 5 Agustus 1958) merupakan Menteri Kehutanan (Menhut) di Kabinet Indonesia Bersatu. Pada 1 Mei 2005, ia diangkat sebagai Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB).

Biografi

Ka'ban adalah putra dari pasangan S. Tarigan, seorang ibu rumah tangga, dan A.M.

Muslimin Nasution


Dr Ir Muslimin Nasution (lahir di Tapanuli, 26 Januari 1939) adalah Menteri Kehutanan dan Perkebunan pada Kabinet Reformasi Pembangunan.
Saat ini ia menjadi salah satu anggota Presidium Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI).

Pranala luar
(Indonesia) Dr Ir Muslimin Nasution: Kami Tidak Berpolitik

Anwar Nasution


Anwar Nasution (lahir di Sipirok, Tapanuli Selatan, Sumatera Utara, 5 Agustus 1942) adalah Ketua Badan Pemeriksa Keuangan Indonesia.

Pendidikan

Setelah lulus dari Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia pada tahun 1968, Anwar melanjutkan studi dan meraih gelar Ph.D bidang ekonomi di Universitas Tufts, Medford, Massachusetts, Amerika Serikat pada tahun 1982.
Ia juga memperoleh gelar master dalam Administarsi Publik dari The Kennedy

Qory Sandioriva


Puteri Indonesia 2009




Qory mewakili Nanggroe Aceh Darussalam pada pemilihan Puteri Indonesia 2009


Qory Sandioriva[1] (lahir di Jakarta, 17 Agustus 1991) adalah Puteri Indonesia 2009.[2] Ia mewakili Indonesia di ajang Miss Universe 2010.


Latar belakang dan keluarga

Qory lahir di Jakarta pada tanggal 17 Agustus 1991. Ia adalah putri dari pasangan Dicky Jatmika Ustama dan Fariyawati. Sejak 2009, ia menempuh studi di jurusan Sastra Perancis FIB Universitas Indonesia. Ia adalah lulusan dari SMA Al-Azhar 1 Jakarta.

Mohamad Kasim Arifin

Mohamad Kasim Arifin (lahir di Langsa, Aceh Timur, Aceh, 18 April 1938) adalah seorang mahasiswa Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, yang terdampar di Waimital, di bagian selatan Pulau Seram, Maluku selama 15 tahun.

Dikirim ke Waimital
Pada tahun 1964 Kasim dikirim oleh fakultasnya untuk menjalani program "Pengerahan Tenaga Mahasiswa" (semacam Kuliah Kerja Nyata sekarang) selama beberapa bulan di Waimital, dengan tugas memperkenalkan program Panca Usaha Tani. Namun yang terjadi malah ia begitu terlibat dengan pengabdiannya mengajar para petani setempat bagaimana meningkatkan hasil tanaman dan ternak mereka. Akhirnya ia lupa untuk pulang dan menyelesaikan skripsinya.Kasim menolong masyarakat desa untuk

Muhammad Nazar

Muhammad Nazar, S.Ag. (lahir di Ulim-Pidie, Nanggroe Aceh Darussalam, 1 Juli 1973) adalah Wakil Gubernur Nanggroe Aceh Darussalam saat ini. Ia terpilih lewat Pilkada NAD 2006 dari calon independen (non-partai) yang berpasangan dengan Irwandi Yusuf. Periode jabatannya pada 2007-2012.

Latar Belakang dan Pendidikan
Ia menempuh pendidikan di IAIN Ar-Raniry Darussalam Banda Aceh (1997) dan Program non-gelar Sarjana Purna Ulama IAIN Ar-Raniry (1998). Periode 1997-1999, ia tampil sebagai Staf Pengajar dan Staf Keuangan Lembaga Bahasa dan Pengembangan Tenaga Pengajar IAIN Ar-Raniry.

Abdullah Puteh


Abdullah Puteh (lahir di Meunasah Arun, Aceh Timur, 4 Juli 1948), adalah seorang mantan gubernur Nanggroe Aceh Darussalam. Ia pada tanggal 7 Desember 2004 dijebloskan ke Rutan Salemba, Jakarta karena dituduh melakukan korupsi dalam pembelian 2 buah helikopter PLC Rostov jenis MI-2 senilai Rp 12,5 miliar.

Pada 11 April 2005, Puteh divonis hukuman penjara 10 tahun oleh Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Saat vonis hakim dibacakan, Puteh berada di rumah sakit karena baru selesai dioperasi prostatnya. Segera setelah putusan tersebut

Sofyan Djalil


Dr. Sofyan A. Djalil, SH, MA, MALD lahir di Aceh, 23 September 1953, menikah dengan Ratna Megawangi, beranak tiga) adalah Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Indonesia pada Kabinet Indonesia Bersatu. Sebelumnya dari Oktober 2004 hingga Mei 2007 ia menjabat sebagai Menteri Komunikasi dan Informatika dalam kabinet yang sama. Sofyan berasal dari keluarga sederhana di Peureulak, Aceh Timur. Karena dia sadar kemampuan ayahnya yang tukang cukur dan ibunya yang guru ngaji, Sofyan saat kecil mencari uang dengan menjual telur itik di daerahnya. Sejak dewasa, dia pindah ke Jakarta, dan sempat menjadi penjaga mesjid dan kondektur metromini. Seiring perjalanan waktu, dengan kegigihan yang dimiliki Sofyan, akhirnya dia bisa kuliah di Universitas Indonesia, dan suatu ketika berkenalan dengan Ratna Megawangi dari IPB Bogor, sampai mereka menjalani kehidupan keluarga dan kuliah di Amerika.


Biografi singkat

Pendidikan
Sarjana Hukum (SH), Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Jakarta, bidang studi Hukum Bisnis, tahun 1984
Master of Arts (M.A.), The Graduate School of Arts and Sciences, Tufts University, Medford, Massachusetts, Amerika Serikat, bidang studi Public Policy, tahun 1989
Master of Arts in Law and Diplomacy (M.A.L.D.), The Fletcher School of Law and Diplomacy, Tufts University, Medford, Massachusetts, AS, bidang studi International Economic Relation, tahun 1991
Doctor of Philosophy (Ph.D), The Fletcher School of Law and Diplomacy, Tufts University, Medford, Massachusetts, AS, bidang studi International Financial and Capital Market Law and Policy, tahun 1993

Sertifikasi
Wakil Penjamin Emisi Efek, Panitia Standar Profesi Pasar Modal, tahun 1996
Wakil Manajer Investasi, Panitia Standar Profesi Pasar Modal, tahun 1997

Pengalaman kerja
Menteri Negara BUMN Republik Indonesia
Managing Partner, Sofyan Djalil & Partners
Komisaris Independen, PT Kimia Farma, Tbk (Mei 2003-sekarang)
Pengurus, Lembaga Komisaris dan Direktur Indonesia, LKDI (2003-sekarang)
Anggota, Badan Arbitrasi Pasar Modal Indonesia, BAPMI (2003-sekarang)
Anggota Tim Ahli, Komite Nasional Good Corporate Governance (2001-sekarang)
Anggota Tim Pakar, Departemen Kehakiman dan HAM RI (2001-sekarang)
Konsultan Good Corporate Governance untuk PT Perusahaan Gas Negara Tbk, PT Elnusa, PT Jamsostek, PT Waskita Karya, PT Surveyor Indonesia, PT Pupuk Kujang, PT Wijaya Karya, PT Pembangkitan Jawa Bali, PT Pelabuhan Indonesia III, Perum Pegadaian, PT Indonesia Power, PT Pupuk Sriwijaya, PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk (2001-2004)
Konsultan Corporate Communication, untuk PT Caltex Pacific Indonesia, PT PLN Kantor Pusat (200-2004)
Direktur Eksekutif, Lembaga Komisaris dan Direksi Indonesia (2001-2003)
Komisaris Utama, PT Pupuk Iskandar Muda (1999-Juli 2004)
Komisaris, PT Perusahaan Listrik Negara (1999-Mei 2002)
Komisaris, PT Pelabuhan Indonesia III (1998-Mei 2001)
Anggota, Komite Nasional Kebijakan Good Corporate Governance (1999-2000)
Staf Ahli Menteri Negara Pendayagunaan BUMN bidang Komunikasi dan Pengembangan SDM/Asisten Kepala Badan Pembina BUMN Bidang Komunikasi dan Pengembangan SDM (Juni 1998-Februari 2000)
Kepala Divisi Riset dan Pengembangan, PT Bursa Efek Jakarta (Maret 1998-Juni 19988)
Konsultan, pada Asosiasi Modal Ventura Indonesia (AMVI); Brunei Investment Agency (BIA); Tabungan Wajib Perumahan TNI-AD (TWP-AD), dan lain-lain (1997)
Konsultan/Narasumber persiapan go public pada berbagai perusahaan PT Garuda Indonesia, PT Telkom, Pasaraya, Pupuk Kaltim, Bank Tata, SZS Consulting, Bank Jaya, dan lain-lain (1997)
Peneliti/Konsultan, Centre for Policy and Implementation Studies (CPIS)-Departemen Keuangan, menangani berbagai proyek antara lain Kupedes/Simpedes untuk BRI, Program Restrukturisasi BUMN, Perdagangan Internasional dan Kerjasama Regional, dan lain-lain (1997)
Tim mediasi perundingan pemerintah RI dan GAM di Helsinki, Finlandia, (2004-2005)

Pengalaman akademis
Dosen, pada Program Pasca Sarjana FH-Unpad (2001-sekarang)
Dosen, pada Program Pasca Sarjana FH-UI (2000-sekarang)
Dosen, pada Fakultas Ekonomi dan Program Magister Manajemen Universitas Indonesia (FE-UI dan MM-UI) (1993-sekarang)
Dosen, pada Diklat Manajemen LPPM, Jakarta (1997)
Dosen, pada Diklat Pengembangan Kepemimpinan Profesional (DPKP) BUMN-Departemen Keuangan (1997)
Dosen, pada Program Magister Manajemen Universitas Sahid dan LPPM (1994-1995)
Dosen, pada Lembaga Manajemen Keuangan dan Akuntansi (LMKA), Yayasan Pengembangan Insan Pasar Modal (Yuppies), LM-Gika, Equitas Institute (1994-1995).

wikipedia.

Krisdayanti


Krisdayanti, atau sering disingkat KD, Yanti atau Kris (lahir di Batu, Jawa Timur, 24 Maret 1975; umur 36 tahun) adalah seorang artis dan penyanyi Indonesia. Krisdayanti adalah adik kandung dari penyanyi Yuni Shara.[1][2][3] Ia merupakan anak dari pasangan Trenggono dan Rachma Widadiningsih. Pada usia 9 tahun, ia mengisi lagu pengiring dalam film Megaloman. Tiga tahun kemudian, ia membuat album pertamanya, Burung-Burung Malam, disusul dengan OST Catatan Si Emon. Saat duduk di bangku Sekolah Menengah Atas, Yanti berpartisipasi pada banyak kompetisi menyanyi dan pertunjukan model. Pada tahun 1991, ia menjadi finalis pada GADIS Sampul, kontes sampul wanita. Pada saat itu juga, ia bertemu James Sundah dan merekam dua lagu untuknya. Dengan itu, Yanti mulai menerima banyak undangan untuk menyanyi dan menjadi model.

Yanti bertemu dengan Younky Soewarno dan Chris Pattikawa. Lewat arahan mereka pula, Krisdayanti mengikuti acara Asia Bagus dan menjuarai grand final festival Asia Bagus di Jepang pada tahun 1992[3][4][5]. Berbekal kemenanganya di Asia Bagus, Krisdayanti merekam album di Singapura dengan label Pony Canyon dan selanjutnya mengeluarkan singel yang hanya beredar di Singapura dan Jepang.[4] Pada tahun 1997, Krisdayanti terpilih sebagai "The Best of Asia Bagus" (Yang terbaik dari Asia Bagus). Ia juga memenangkan beberapa penghargaan seperti "Album Indonesia Terbaik" di Malaysia pada tahun 1999, penghargaan musik video MTV juga menganugerahi Krisdayanti dengan penghargaan "Most Wanted Female Artist" dan "Most Wanted Indonesian Video". Sepanjang tahun 2004, ia mengadakan delapan kali konser di berbagai tempat, termasuk di kancah internasional.[2] Lagu-lagunya yang selalu jadi hits dan seringnya mengadakan konser menjadikannya sebagai aktris termahal, bahkan, majalah Swa menulis penghasilannya dalam setahun lebih besar dari gaji presiden Indonesia.[2] Krisdayanti masuk kedalam salah satu dari 6 wanita paling berkilau di televisi tahun 1996 versi tabloid Bintang Indonesia, dan juga merupakan salah satu dari 99 wanita paling berpengaruh di Indonesia versi majalah Globe Asia bulan Oktober 2007. Ia menduduki peringkat 31 pada daftar tersebut. Yanti juga merupakan bintang film termahal di Indonesia.[6]

Ia menikah dengan Anang Hermansyah, musisi dari Jember, Jawa Timur. Rumah tangga mereka dikaruniai satu anak laki-laki dan satu anak perempuan. Rumah tangga mereka sering diserang gosip tentang perselingkuhan, seperti gosip perselingkuhan dengan Dicky Wahyudi, gitaris Tohpati, dan Ari Sigit (cucu mantan Presiden Soeharto).[2][7][8] Semua gosip ini dibantah oleh Krisdayanti dan menyatakan hubungannya dengan suaminya baik-baik saja. Perkawinan ini berakhir pada pertengahan Agustus 2009 atas permintaan dari pihak Krisdayanti.[9]

Kehidupan dan karier

Masa kecil dan awal karier

Krisdayanti lahir pada tanggal 24 Maret 1975 di Batu, Jawa Timur dari pasangan Trenggono (ayah) dan Rachma Widadiningsih (ibu). Yanti memiliki seorang kakak perempuan, Yuni Shara, yang juga seorang penyanyi, dan seorang adik perempuan, Kartika Sari (berlainan bapak).

Sejak kecil, Yanti sudah memiliki impian untuk menjadi penyanyi dan gemar beraksi di depan kamera.[10][11] Saat berusia 9 tahun, Krisdayanti mengisi lagu pengiring pada film Megaloman. Dan tiga tahun kemudian, ia membuat album pertamanya yang berjudul Burung-Burung Malam. Album itu merupakan lagu pengiring dari film Catatan Si Emon.

Tak hanya menyanyi, Yanti juga memasuki dunia sinetron, seperti bermain pada salah satu episode serial Jendela Rumah Kita pada episode "Gadis Manis dalam Gerimis" yang ditayangkan oleh TVRI pada tahun 1980-an-1990-an.

Pada saat mulai memasuki Sekolah Menengah Atas, ia ikut dalam berbagai kompetisi menyanyi dan pertunjukan model. Pada tahun 1991, ia menjadi finalis GADIS Sampul. Ia juga bertemu dengan James Sundakh dan merekam dua lagu untuknya sehingga ia menerima banyak tawaran menyanyi dan menjadi model.

Awal kepopuleran

Pada tahun 1992, Krisdayanti mengikuti ajang Asia Bagus. Pada acara tersebut, Yanti sempat merasa minder dan rendah diri karena penampilannya yang hanya menggunakan baju dan celana jeans, sementara kontestan lainnya mengenakan gaun berkilauan.[10] Ia juga merasa malu karena merasa posturnya kurang tinggi, wajahnya kurang cantik, dan kekurangan lainnya, dan bahkan ia juga merasa ia tidak akan berhasil pada bidang tersebut.[10] Namanya mulai melejit ketika pertama kali menjuarai grand final dalam festival Asia Bagus[5]. Setelah menjuarai acara Asia Bagus, ia merekam album di Singapura dengan label Pony Canyon. Ia juga merilis singel yang hanya beredar di Singapura dan Jepang. Krisdayanti juga menemukan bakatnya dalam bidang bidang tarik suara dan kemudian beralih dari model menjadi penyanyi.[10]

Pernikahan dengan Anang

Yanti menikah dengan Anang Hermansyah, seorang musisi asal Jember, Jawa Timur tanggal 22 Agustus 1996. Saat itu Krisdayanti baru berusia 21 tahun. Dari pernikahan ini mereka dikaruniai dua anak, Titania Aurelie Nurhermansyah dan Azriel Akbar Hermansyah. Selama menjalani biduk pernikahan dengan Anang, Yanti kerap diterpa gosip miring perselingkuhan, seperti perselingkuhan dengan Dicky Wahyudi, gitaris Tohpati, dan Ari Sigit. Krisdayanti membantah semua gosip-gosip itu.

Duet KD dan Anang diawali dengan kisah cinta yang sangat romantis. Album duet perdana mereka, berjudul Cinta (1996), dibuat Anang sebagai kado untuk undangan yang datang ke pernikahan mereka. Setelah sepuluh tahun menikah dan berduet dalam lima album, indahnya perjalanan cinta mereka akhirnya dijadikan album berjudul Sepuluh Tahun Pertama. Album yang berisi 14 lagu itu, 11 lagunya diambil dari lima album duet mereka yang sudah beredar dan tiga lagu adalah lagu baru.[12]

Pernikahan dengan Raul

Pada tanggal 20 Maret 2011, Yanti menikah dengan Raul Lemos menikah untuk pertama kalinya.[13][14]Pada tanggal 26 Maret 2011 Yanti dengan Raul menikah untuk kedua kalinya.[15]

Karier 1997-sekarang

Karier menyanyi

Pada tahun 1997, Krisdayanti terpilih sebagai "The Best of Asia Bagus" (Yang terbaik dari Asia Bagus). Ia juga memenangkan beberapa penghargaan seperti "Album Indonesia Terbaik" di Malaysia pada tahun 1999. Dan pada tahun yang sama, penghargaan musik video MTV menganugerahi Krisdayanti dengan penghargaan "Most Wanted Female Artist" dan "Most Wanted Indonesian Video".

Sejak album Menghitung Hari masuk ke Malaysia tahun 1998, Kris tidak hanya terkenal di Indonesia, tetapi juga di Asia Tenggara.[16]

Bukan hanya KD sendiri, albumnya pun mendapat apresiasi tinggi dengan menyabet Quadruple Platinum untuk album Cinta (duet dengan Anang, 1998) dan juga Double Platinum untuk album Kasih, yang masih berduet dengan Anang. Setahun kemudian, KD lagi-lagi mendapatkan penghargaan Double Platinum Award, kali ini lewat album solo KD sendiri yang bertajuk Sayang.

Di tahun 2001, Krisdayanti menggelar konser tunggal perdananya bertajuk Konser KD di Plenary Hall, Jakarta Convention Center. Konser yang digelar pada tanggal 20 September 2001 ini bersamaan dengan konser Vanessa Mae, violis yang kini menetap di London. Musisi keturunan Asia tersebut berpentas di sebuah hotel berbintang di Jakarta. Meski demikian, konser tunggal Krisdayanti tersebut dapat dikatakan cukup sukses. Pagelaran tersebut didukung oleh Erwin Gutawa sebagai pengarah dan penta musik, yang sebelumnya pernah sukses menggarap konser Chrisye dan konser tiga super grup band (GIGI, Dewa, dan Slank). Sedangkan sutradara Jay Subyakto bertindak sebagai penata seni.[17][18]

Tahun 2004 dapat dikatakan sebagai tahun kesuksesan Krisdayanti sebagai penyanyi. Di tahun ini, Yanti merilis album Cahaya yang musiknya diramu dengan sentuhan musik country.[19] Saat sibuk mempromosikan album Cahaya di dalam negeri, Kris mendapat kesempatan menggelar konser di Singapura. Konser bertajuk Cahaya KD yang disponsori Janner Siahaan dengan CLAY Production merupakan lawatan pertama Krisdayanti di Negeri Singa. Dalam konser yang diselenggarakan di Suntec International Exhibition Convention Center, Singapura, Sabtu 27 Juni 2007 tersebut, KD kembali menggandeng Erwin Gutawa. Konser yang dihadiri sekitar 2.500 orang ini sempat terhenti 30 menit karena alasan teknis. Meski demikian, secara umum konser yang menghadirkan 24 lagu ini berjalan sukses.[20] Selain Singapura, KD pun mendapat kesempatan untuk menggelar konser di Tokyo Jepang. Dan Erwin Gutawa masih menjadi pengiringnya.[21]

Albumnya yang berjudul Cahaya mendapat double platinum atas prestasi penjualannya. Selain penghargaan atas penjualan albumnya, Krisdayanti yang dinilai sebagai artis papan atas dengan segudang prestasi, diabadikan sebagai nama ruangan oleh Planet Hollywood Cafe & Restaurant Jakarta. Ruangan yang sebelumnya adalah ruang VIP diubah menjadi ruangan khusus untuk memajang segala memorabilia perjalanan hidup Krisdayanti. Peresmian nama VIP room menjadi Krisdayanti Room dilakukan bersamaan dengan perayaan ulang tahun ke-10 Planet Hollywood Jakarta. Nama ruangan itu akan berubah tiap tahun tergantung artis terpilih dari Planet Hollywood. Dengan demikian, peluang KD untuk mempertahankan 'ruangannya' masih ada.[22] Untuk ketiga kalinya, KD mendapat meraih AMI Awards 2004 melalui album Cahaya garapan Erwin Gutawa untuk kategori Album Pop Terbaik. Sebelumnya, dalam ajang yang sama, KD juga pernah meraih penghargaan kategori serupa untuk album solonya Mencintaimu dan album duetnya bersama Anang, Makin Aku Cinta.[23] Sayang di tahun 2004, KD tak mendapat satu pun penghargaan dari SCTV Awards yang telah tiga tahun sebelumnya rutin dikantongi.[24] Sepanjang tahun 2004, ia mengadakan delapan kali konser di berbagai tempat.

KD kembali menggelar konser tunggal di tahun 2005. Konser yang berjudul Konser KD 1530 itu terbilang istimewa, karena digelar bertepatan dengan ulang tahunnya yang ke-30 tahun, pada 24 Maret 2005. Tak hanya itu, konser yang dilangsungkan di Jakarta Convention Center (JCC) itu juga menandai rentang kariernya yang memasuki tahun ke-15. Seperti konser tunggal pertamanya, konsernya ini juga menggandeng Erwin Gutawa, sebagai direktur musik dan Jay Subiyakto di bagian penata artistik. Konser tersebut berlangsung sesukses konser empat tahun sebelumnya, seluruh tiket terjual habis, dan acara berlangsung lancar.[25][26][27] Sebenarnya di tahun 2005, KD juga dijadwalkan konser di Korea Selatan, namun sayang rencana tersebut tidak ada kabarnya.[28][25]

Kris meraih gelar "Artis Wanita Terbaik" pada Planet Muzik Award ke-8 di Malaysia tahun 2008. Krisdayanti berhasil mengalahkan Bunga Citra Lestari dan Siti Nurhaliza. Dengan kemenangan ini, Krisdayanti sudah tujuh tahun berturut-turut memperoleh gelar ini dalam ajang Planet Muzik Award.[16][29]

Bersama sang suami, Anang, KD merilis album duetnya terbaru pada 2009 dengan tajuk "Selusin" dengan Lagu utama Dilanda Cinta. Album ini dilunucrkan sebagai penanda 12 tahun perjalanan rumah tangga KD bersama Anang. Album duet kali ini diproduksi langsung label yang didirikan oleh Anang, im:port.

Krisdayanti juga menyumbangkan suaranya pada soundtrack film "Ketika Cinta Bertasbih" pada lagu Menanti Cinta.

3 Diva
Artikel utama untuk bagian ini adalah: 3 Diva

Setelah sukses menggelar konser tunggal bertajuk "KD 1530" kembali Krisdayanti bersama penyanyi papan atas Indonesia, Titi DJ dan Ruth Sahanaya bersama Erwin Gutawa sebagai penata musik dan Jay Subiyakto menggelar konser bertajuk "3 DIVA" di 4 kota besar, Jakarta, Surabaya, Bandung dan Denpasar.[30] Setelah sukses di Indonesia, 3 Diva melesat di Malaysia. Konser di Malaysia diadakan pada tanggal 25 Maret 2007, dan saat itu 3 Diva masih menggandeng Erwin Gutawa dan Jay Subiyakto.[31] Setelah itu, hampir setiap 3 Diva manggung, Erwin dan Jay akan menyertai mereka. 3 Diva juga membuat album bersama, yang berjudul Semua Jadi Satu (2006). Album ini berisi lagu yang dibawakan 3 Diva saat konser.

Hubungan 3 Diva dan Erwin-Jay mulai retak di akhir tahun 2007. Pada saat itu, 3 Diva dikontrak oleh di Hotel Gran Melia, Jakarta Selatan untuk tampil pada malam pergantian tahun. Namun, pihak penyelenggara konser tidak berhasil mencapai kesepakatan dengan Erwin dan Jay. Konser 3 Diva saat itu dibantu oleh Dian HP dan seorang sutradara.[32][33] Beberapa hari setelah konser berlangsung, Erwin Gutawa dan Jay Subiyakto melancarkan protes karena 3 Diva tampil tanpa menyertakan mereka. Menurut Erwin, 3 Diva adalah proyek milik bersama karena didirikan oleh lima orang, yakni Titi DJ, Krisdayanti, Ruth Sahanaya, Erwin, dan Jay. Sejak awal, kelimanya sepakat untuk selalu berjalan bersama. Erwin berpendapat mereka tak berhak menggunakan konsep 3 Diva. Erwin juga memprotes penggunaan aransemen musik ciptaannya tanpa meminta izin terlebih dahulu.[34][35]

Setelah berhari-hari konfrontasi lewat media dan menggunakan berbagai macam mediasi, akhirnya 3 Diva dan Erwin-Jay berdamai. Isi dari kesepakatan itu antara lain:[36]
Ruth Sahanaya, KD, Titi DJ dapat terus menggunakan nama 3 Diva
3 Diva tidak boleh memakai aransemen dan segala unsur musikal yang pernah dibuat Erwin Gutawa setiap show terhitung sejak Februari 2008
Manajemen KD Production yang menangani 3 Diva harus tetap menjaga agar 3 Diva tidak menggunakan nama Erwin
Tentang berita yang tersiar pemberian 2,25 milyar untuk Erwin segera diklarifikasi ke media, dimohon untuk membuat press release masalah ini telah selesai
Erwin Gutawa dan Jay Subiakto tidak akan bekerja sama dengan 3 Diva dalam bentuk apa pun demikian juga sebaliknya

Setelah tak lagi bersama Erwin-Jay, 3 Diva kemudian mengganti logonya menjadi DI3VA, dengan cara baca tetap sama, 3 Diva. Mereka juga mengeluarkan mini album berjudul DI3VA (2008) berisi 3 lagu, yaitu "A Lotta Love" (diciptakan oleh Titi Dwijayanti), "Adilkah Ini Untukku" (diciptakan oleh Icha Jikustik), dan "Mencinta" (Titi DJ dan Anang).[37][38]

Karier Akting

Selain bermain dalam beberapa sinetron, antara lain, Cemplon, Saat Memberi Saat Menerima, Abad 21, Istri Pilihan, Doaku Harapanku I, Doaku Harapanku II, Terpesona, Mencintaimu, Doa dan Anugerah I, Doa dan Anugerah II, dan Mukjizat Allah, KD memulai debut layar lebarnya di tahun 2006 dalam film Jatuh Cinta Lagi. Dalam film garapan KD Production dan MPV Pictures tersebut, KD berperan sebagai Lila, dipasangkan dengan Gary Iskak.[39]

Suami Kris, Anang, menentang Yanti untuk bermain sinetron karena menurutnya dunia sinetron sangat menyita waktu KD yang mengganggu kewajiban KD sebagai ibu rumah tangga.[40] Mertua Krisdayanti juga menentangnya bermain sinetron.[41] Oleh sebab itu, Krisdayanti beristirahat dari dunia peran.

Keartisan dan citra


Krisdayanti merupakan salah satu selebritis yang sering berubah penampilan dan pernah menjadi trendsetter.[2] Ia membawakan gaya wanita dewasa yang hangat dengan rambut panjang ikal, celana hipster, dan tato alis "nungging", yang pernah menjadi tren. KD sangat energik dan menjiwai lagu-lagu yang dinyanyikannya, dan beberapa artis lainnya juga meniru atau terpengaruh vokal dan gaya bernyanyinya.[42]

Yanti juga pernah tersandung masalah kecantikan. Ia dituduh memermak wajahnya. Namun, Kris membantah hal tersebut dan berani membayar 1 miliar pada siapapun yang dapat membuktikan bahwa dirinya memermak wajahnya. Kris juga dituduh melakukan operasi plastik hampir di seluruh bagian penting tubuhnya.[43]

Pada tahun 2009, Yanti akhirnya mengaku bahwa dirinya telah menjalani operasi plastik. KD bahkan mengaku ketagihan melakukannya.[44] Pengakuannya tersebut diungkapkan KD melalui buku biografinya berjudul My Life, My Secret yang diluncurkan tanggal 16 Juli 2009. Berbagai operasi plastik telah dijalaninya, di antaranya operasi wajah, operasi payudara dan sedot lemak.[45][46] KD melakukan operasi tersebut di berbagai tempat di Jakarta, Bangkok dan Singapura.[45] KD juga mengaku wajahnya disuntik botox dua kali setahun.[47] Selain operasi plastik, melalui bukunya, KD juga mengakui kalau dirinya pernah kecanduan narkoba tahun 1998-2000, serta nyaris ditalak oleh Anang akibat kedapatan sakau.[48] Dengan pengakuannya tersebut, KD menarik semua pernyataan yang pernah dilontarkannya beberapa tahun sebelumnya.

Aktivitas lainnya

Ia pernah muncul dalam program MTV ICON. Selain itu, ia juga muncul dalam iklan boneka Barbie, bintang iklan GE Finance untuk Master Card, mobil Mercedes Benz, Bukrim, majalah BCA, sebagai duta Jakarta dengan slogan "Enjoy Jakarta", serta menjadi duta Samsung Indonesia. Bersama suaminya, Anang, ia pernah tampil sebagai ikon keluarga sehat Indonesia. Yanti juga menjadi lokal brand ambasador Sunsilk - "Semangat Perubahan Besar" dan disejajarkan dengan Marilyn Monroe dan Madonna pada tahun 2008.[49]

Krisdayanti menjadi jaminan jika negara membutuhkan dana talangan.[50] Krisdayanti membeli Obligasi Negara Retail seharga 10 juta. Bersama musisi Dwiki Dharmawan, Krisdayanti ditunjuk sebagai wakil selebriti dalam acara Selebriti Membeli ORI di Departemen Keuangan, 29 Februari 2008. Diperkirakan pembelian KD tidak hanya sebesar 10 juta, tetapi dapat lebih dari itu. Ia merahasiakan jumlah selebihnya. Ia menganggap hal ini merupakan kesempatan baginya untuk membantu negara Indonesia. Menurutnya, daripada meminjam ke luar negeri, lebih baik meminjam ke warga negaranya yang mampu.

Dalam bidang politik, Krisdayanti diwacanakan sebagai calon bupati Malang oleh partai Golkar untuk pemilihan bupati Malang 2010.[51]

Gosip perselingkuhan dan perceraian

Pada April 2003, Krisdayanti digosipkan memiliki hubungan dengan gitaris Tohpati. Gosip ini muncul dari mantan supir pribadinya yang baru dipecat saat itu, Muhi Biantoro atau Toro.[52] Menurut Toro, hubungan mereka tidak sebatas hubungan kerja, dan dikabarkan sudah saling jatuh cinta. Ia memergoki Krisdayanti dan Tohpati berciuman. Toro bahkan menyebutkan bahwa KD memperalat kedua anaknya. Krisdayanti membantah gosip tersebut. Akibat dari gosip ini, Tohpati tidak lagi memperpanjang kontraknya di acara KD Show. Hal ini merupakan permintaan dari Anang Hermansyah sendiri.[53]

Kabar bahwa anak pertama Krisdayanti, Titania Aurelia Nurhermansyah, merupakan anak dari hasil hubungannya dengan Ari Sigit muncul pada Agustus 2005. Pernyataan itu dilontarkan oleh mantan istri Ari Sigit, Maya, di sebuah media. Ketika media mempertanyakan hal ini pada KD, ia hanya senyum dan diam saja.[54]

Pada Mei 2007, Krisdayanti ditemukan makan siang dengan seorang pengusaha di Jalan Orchard, Singapura. Kabar ini membuat Anang cemburu dan menyita telepon selulernya karena istrinya yang menerima telpon yang tidak wajar pada tengah malam, bahkan dini hari.[52]

Ia juga digosipkan berselingkuh dengan Dicky Wahyudi. Meskipun gosip miring menimpa Kris, ia membantahnya dan menyatakan bahwa hubungannya dengan suaminya baik-baik saja.

Ibu Krisdayanti, Rachma Widadiningsih, terkena penyakit stroke karena sebelum terkena stroke, ia banyak mengkonsumsi udang.[55] Rahma kemudian dirawat di Rumah Sakit Abdi Waluyo, Menteng, Jakarta.[56] Terdapat gosip bahwa ketidakharmonisan hubungan Krisdayanti dan Anang merupakan penyebab jatuh sakitnya Rachma.[52] Bahkan, Krisdayanti dan Anang Hermasyah dikabarkan cerai karena keduanya tidak pernah bersama-sama datang ke Rumah Sakit Abdi Waluyo.[56] Namun, KD membantah gosip tersebut. Ia mengaku hubungannya dan Anang justru semakin dekat dan semakin menikmati kebersamaan menjelang ulang tahun perkawinan mereka.[52]

Pada pertengahan Agustus 2009, pernikahan Anang dan Krisdayanti kandas.


Penghargaan
Finalis Gadis Sampul (1991)
Pemenang Mingguan Asia Bagus, Singapura (1991)
Pemenang Bulanan Asia Bagus, Singapura (1991)
Pemenang Grand Final Asia Bagus, Jepang (1992)
Young Talented Artist Award, FIDOF Award untuk kategori artis berbakat di Bucharest Festival 1993, Rumania (1993)
Salah satu dari 6 Wanita Paling Berkilau di TV 1996 versi tabloid Bintang Indonesia (1996)
Favorit 1996 dalam Grand Final KCVMI (Karya Cipta Video Musik Indonesia) (1996)
Nominasi Pemeran Pembantu Wanita Terbaik untuk sinetron Abad 21 pada Festival Sinetron Indonesia (1996)
The Best of Asia Bagus Grand Champion Award, Odaiba, Jepang (1997)
Album Pop terbaik, untuk Cinta, AMI (Anugerah Musik Indonesia) (1997)
Nominasi Pemeran Pembantu Wanita Terbaik untuk Sinetron Istri Pilihan pada Festival Sinetron Indonesia (1997)
WMI Double Platinum untuk album Cinta, duet dengan Anang (1997)
WMI Quadruple Platinum untuk album Cinta, duet dengan Anang (1997)
Most Fashionable Celebrity, Indonesian Fashion Awards (Fashion Cafe version) (1998)
KISS (Indosiar TV program) Most Wanted Artist of The Year (1998)
WMI's Double Golden untuk album Kasih, duet dengan Anang (1998)
Album Indonesia Terbaik, AIM Malaysia (1999)
WMI's Platinum untuk album KD Sayang (1999)
Most Wanted Female Artist, AnTV - MTV Video Music Awards (1999)
Most Wanted Indonesian Music Video, "Menghitung Hari", MTV (1999)
Most Popular Artist, Kabar-Kabari RCTI (1999)
Satu Jam Bersama Krisdayanti acara terfavorit Panasonic Awards (1999)
Best Female Vocalist, Progressive Pop category, AMI Sharp Awards (2000)
Dua kali masuk nominasi aktris terfavorit Panasonic Awards (2000 dan 2003)
Most Popular Singer SCTV Awards (2001)
Best Song of The Year, "Makin Aku Cinta", duet dengan Anang, AMI Sharp Awards (2001)
Best Duo of The Year, "Makin Aku Cinta", Anang dan Krisdayanti, AMI Sharp Awards (2001)
The Coolest Song, "Makin Aku Cinta", duet dengan Anang, Clear To 10 Awards (2001)
Most Favorite Female Artist, Penghargaan MTV Indonesia (MTV Indonesia Awards) (2001)
Best Female Artist, Planet Muzik Awards Singapura (2001)
Best Song, "Mencintaimu", Planet Muzik Awards Singapura (2001)
Best Album, "Mencintaimu", Planet Muzik Awards Singapura (2001)
Most Popular Singer SCTV Awards (2002)
Best Song of The Year Planet Muzik Awards Singapura, "Makin Aku Cinta", duet dengan Anang (2002)
Peniti Emas (Golden Pin), Anugerah Citra Kartini Indonesia (2003)
Most Popular Singer SCTV Awards (2003)
Best Female Singer, Indonesia's Best Brand Award (2004)
Album terbaik, Cahaya, Anugerah Musik Indonesia (AMI) (2004)
Most Popular Singer SCTV Awards (2005)
PENYANYI Dan ALBUM TERBAIK (CAHAYA)Anugerah Planet Muzik,Singapura 2005
MTV - Nokia Icon Awards for Singer (2006)
Johnny Andrean Award untuk Best Makeup and Most Popular Singer (2006)
Wanita paling berpengaruh ke-31 di Indonesia (2007)
Artis Wanita Terbaik, Planet Music Award ke-8, Malaysia (2008)
Classic Music Hero (2009)
Persembahan Vokal Duo/Berkumpulan Terbaik Di Dalam Lagu, Anugerah Industri Muzik ke-17 (Malaysia), Amarah (duet bersama Siti Nurhaliza)(2010)
Lagu Bahasa Melayu Terbaik Yang Dipersembahkan Oleh Artis Luar Negara, Anugerah Industri Muzik ke-17 (Malaysia), Aku Wanita Biasa(2010)
Masuk dalam 50 Penyanyi Terbaik Indonesia versi majalah Rolling Stone (2010)

Novita Angie



Novita "Angie" Anggraeni (lahir di Jakarta, 30 November 1975; umur 35 tahun) adalah seorang pemeran dan pembawa acara di Indonesia.
Keluarga

Angie adalah anak pertama dari 3 bersaudara dari pasangan R. Sumi Harso dan Emilia W. Manassa. Angie menikah dengan Sapto Haryo Rajasa pada tanggal 29 Juni 2001, dan mempunyai 2 anak yaitu Jeremy Cornelius dan Jemima Jasmine.

Pendidikan
SDK Sang Timur
SMPN 111 Jakarta
SMAN 16 Jakarta (`91-`94)
Universitas Trisakti Ekonomi Management,
Interstudy School of Public Relations

Karier

Pembawa acara
Musik Mania (Indosiar)
Telephone Misteri (ANTV)
Musik Mingguan (ANTV)
Presenter Tamu Pesta (Indosiar)
Metro Kuis (Metro TV)
NBA Action (Indosiar)
Kuis Hari Anda (TV7)
KISS (Indosiar)

Iklan
Mie Sedap (2008)
Champs Emulsion (2009)
Softener So Klin (2009)
Susu Bendera (2010)

Sinematografi
Lupus (Indosiar, 1995-2002)
Permataku (RCTI, 1998-1999)
Cerita Cinta (Indosiar, 1999-2002)
Putri Maharani 1 s/d 3 (Indosiar, 2000-2002)
Cinta Abadi (Indosiar, 2000-2002)
Tirani Kehidupan 1 s/d 3 (Indosiar, 2001-2003)
Saling Memiliki (SCTV, 2002)
Salwa (Indosiar, 2006)
Lindungi Titipanmu (Indosiar, 2006)
Cintaku di Berat Ongkos (SCTV, 2006)
Mewarnai Langit (Astro Aruna, 2007)

Penghargaan
Finalis GADIS Sampul 1992
Nominasi Panasonic Awards Kategori Presenter Olahraga Wanita (2002)
Nominasi Panasonic Award Kategori Presenter Infotainment (2003)

Hanung Bramantyo



Setiawan Hanung Bramantyo (lahir di Yogyakarta, 1 Oktober 1975; umur 35 tahun) adalah seorang sutradara asal Indonesia. Dalam Festival Film Indonesia 2005, ia terpilih sebagai Sutradara Terbaik lewat film arahannya, Brownies (untuk Piala Citra - film layar lebar). Ia juga dinominasikan sebagai Sutradara Terbaik untuk film cerita lepasnya, Sayekti dan Hanafi, namun yang kemudian mendapatkan penghargaan adalah Guntur Soehardjanto. Pada Festival Film Indonesia 2007 ia kembali terpilih sebagai Sutradara Terbaik melalui film Get Married. Bramantyo pernah kuliah di Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia namun ia tidak menyelesaikannya. Setelah itu ia pindah mempelajari dunia film di Jurusan Film Fakultas Film dan Televisi Institut Kesenian Jakarta.
Filmografi
Topeng Kekasih (2000)
Gelas-gelas Berdenting (2001)
When ... (2003) - (film pendek)
Brownies (2004)
Catatan Akhir Sekolah (2005)
Sayekti dan Hanafi (TV) (2005)
Jomblo (2006)
Lentera Merah (2006)
Kamulah Satu-Satunya (2007)
Legenda Sundel Bolong (2007)
Get Married (2007)
Ayat-Ayat Cinta (2008)
Doa Yang Mengancam (2008)
Perempuan Berkalung Sorban (2009)
JK (2009) - (film pendek)
Get Married 2 (2009)
Menebus Impian (2010)
Sang Pencerah (2010)
? (2011)

Frank Rorimpandey



Frank Rorimpandey (lahir di Surabaya, Jawa Timur, 9 Desember 1943 – meninggal di Bekasi, Jawa Barat, 23 Agustus 2010 pada umur 66 tahun) adalah seorang pemeran dan kemudian menjadi sutradara, penulis skenario dan produser Indonesia. Ia pernah mendapat penghargaan sebagai Pemain Pendatang Baru Pria Terbaik pada Festival Film Indonesia III tahun 1967 dalam film "Fadjar di tengah Kabut" dan Piala Citra untuk Sutradara Terbaik di tahun 1980 dalam filmnya "Perawan Desa".
Penghargaan
"Perawan Desa" (1980)
"Tapak-tapak Kaki Wolter Monginsidi" (1983)
"Arie Hanggara" (1986)
"Akibat Kanker Payudara" (1988)

Filmografi

Sebagai pemeran
"Masa Topan dan Badai" (1963)
"Fadjar di Tengah Kabut" (1966)
"2 x 24 Djam" (1967)
"Ananda" (1969)
"Jalang" (1971)
"Jang Djatuh di Kaki Lelaki" (1971)
"Bengawan Solo" (1971)
"Kekasihku Ibuku" (1971)
"Anjing Anjing Geladak" (1972)
"Laki Laki Pilihan" (1973)
"Si Doel Anak Betawi" (1973)
"Prahara" (1974)
"Mimpi Sedih" (1974)
"Semalam di Malaysia" (1975)
"Roman Picisan" (1980)
"Cinta Semalam" (1983)
"Koboi Sutera Ungu" (1983)
"Luka Diatas Luka" (1986)
"Penyesalan Seumur Hidup" (1986)
"Tinggal Sesaat Lagi" (1986)
"Jhony Indo" (1987)
"Gema Kampus 66" (1987)
"Akibat Kanker Payudara" (1987)
"Putihnya Duka Kelabunya Bahagia" (1987)
"Nanti Kapan Kapan Sayang" (1988)
"Bayi Tabung" (1988)
"Seputih Kasih Semerah Luka" (1988)
"Mutiara Di Katulistiwa" (1990)

Sebagai Sutradara
"Ita Si Anak Pungut" (1974)
"Lonceng Maut" (1976)
"Mutiara" (1977)
"Perawan Desa" (1978)
"Colak Colek" (1979)
"Bayang bayang Kelabu" (1979)
"Selamat Tinggal Remaja" (1980)
"Beningnya Hati Seorang Gadis" (1980)
"Bersemi di Lembah Tidar" (1981)
"Tapak tapak Kaki Wolter Monginsidi" (1982)
"Wolter Monginsidi" (1983)
"Gepeng Bayar Kontan" (1983)
"Akibat Buah Terlarang" (1984)
"Untuk Sebuah Nama" (1985)
"Arie Hanggara" (1985)
"Takkan Lari Jodoh Dikejar" (1986)
"Satu Mawar Tiga Duri" (1986)
"Penyesalan Seumur Hidup" (1986)
"Akibat Kanker Payudara" (1987)
"Putihnya Duka Kelabunya Bahagia" (1989)
"Nanti Kapan Kapan Sayang" (1990)
"Mutiara di Khatulistiwa" (1990)
"Bunga, Jangan Ada Dusta" (2000)

Sebagai Penulis Skenario
"Laki Laki Pilihan" (1973)
"Ita Si Anak Pungut" (1974)
"Semalam Di Malaysia" (1975)
"Lonceng Maut" (1976)
"Mutiara" (1977)
"Colak Colek" (1979)
"Selamat Tinggal Masa Remaja" (1979)
"Beningnya Hati Seorang Gadis" (1980)
"Setitik Embun" (1981)
"Wolter Monginsidi" (1982)
"Gepeng Bayar Kontan" (1983)
"Untuk Sebuah Nama" (1983)
"Akibat Buah Terlarang" (1984)
"Satu Mawar Tiga Duri" (1985)
"Pelarian Johny Indo" (1986)
"Tak Kan Lari Jodoh Dikejar" (1986)
"Penyesalan Seumur Hidup" (1986
"Akibat Kanker Payudara" (1987)
"Putihnya Duka Kelabunya Bahagia" (1987)
"Mutiara Di Khatulistiwa" (1990)
"Bunga, Jangan Ada Dusta" (2000)

Televisi / Sinetron

Sebagai pemeran
"Teh Dan Simpati " (196?) Sutradara Teguh Karya
"Pawang Hujan " (196?) Sutradara Teguh Karya
"Kabut Di Pagi Paskah " (196?) Sutradara Teguh Karya
"Perkawinan " (196?) Sutradara Teguh Karya
"Segenggam Harapan " (196?) Sutradara Teguh Karya
"Lawan Catur " (196?) Sutradara Teguh Karya
"A Rissin In The Sun " (196?) Sutradara Teguh Karya
"A Streetcar Named Desire " (196?) Sutradara Teguh Karya
"Tartuff " (196?) Sutradara Teguh Karya
"Malam Lebaran Bulan Diatas Kuburan " (TVRI - 1963) Sutradara Pramana Pmd.
"Laksmi Wanita Pejuang " (1963) Sutradara Tatiek Maliyati
"My Special Baby " (1964) Sutradara Wahyu Sihombing & Tatiek Maliyati
"Pinangan " (1964) Sutradara Toto Edi Sila
"Orang Asing " (196?) Sutradara Toto Edi Sila
"Bila Burung-Burung Berkicau " (1964) Sutradara Misbach Yusa Biran
"Cawan " (1964) Sutradara Khouw Hok Goan
"Citra " (1965) Sutradara Mardali Syarief
"Pejuang Tak Dikenal " (1966) Sutradara Saptobusono
"Ledakan Tak Bersuara / 14 Februari " (1967) Sutradara Mardali Syarief
"Pagar Kawat Berduri " (1967) Sutradara Teguh Karya
"Perempuan Pilihan Dewa " (1976) Sutradara Teguh Karya
"Duta Kecil " (196?) Sutradara Mardali Syarief