Halaman

PROFIL BUPATI MALUKU TENGGARA, ANDERIAS RENTANUBUN




Andre, sapaan akrab Anderias Rentanubun adalah putra sulung dari tujuh bersaudara, buah kasih sayang pasangan suami istri Amandus Rentanubun dan Wilhelmina Bakarbessy. Andre dilahirkan dan dibesarkan di Desa Langgur pada 1 Desember 1962 silam.



Bertemu dengan sang jodoh merupakan sabda Ilahi. Andre mengakhiri masa lajangnya pada 3 Agustus 1991 dengan menikahi Dra. Benardeth Wakofan. Wakofan adalah wanita karier pekerja perbankan yang tekun mengabdikan dirinya pada Bank International Indonesia (BII) di Ambon.

Mereka telah dikaruniai 3 orang anak. Rian A Rentanubun adalah anak sulung yang kini berusia 14 tahun, anak kedua Adelia D Rentanubun berusia 13 tahun, sedangkan sibungsu Krisna A Rentanubun berusia 7 tahun.

Ketekunan dan keuletanlah yang membuat Wakofan awal 2008 dilantik menjadi Kepala BII Ambon -- Sebelumnya ia menjabat wakil kepala bank BII. Integritas dan loyalitas terhadap profesi membuat Wakofan masih tetap memilih tinggal di Ambon.

Bagi Anderias Rentanubun, keharmonisan keluarga tidak dapat dipisahkan oleh tempat, jarak dan waktu. Begitu pula sebaliknya yang dirasakan sang istri. Penghargaan Andre terhadap hak-hak perempuan, dibuktikan dengan memberi kesempatan seluas-luasnya bagi istrinya untuk meniti karier termasuk memimpin perbankan.

Andre tidak punya pilihan untuk pindah ke Ambon mengikuti sang istri. Padahal mutasi tempat tugas masih dalam satu wilayah provinsi agaknya tidak terlalu sukar baginya. Namun Ia lebih memilih mengabdikan dirinya bagi Kabupaten Maluku Tenggara meskipun harus menanggung resiko terpisah tempat tinggal dengan istri dan anak-anaknya yang dikasihi.

Sejak menjadi PNS, Andre memilih menetap dan meniti kariernya di Maluku Tenggara. Bahkan setelah bertugas di Aru, karena panggilan pengabdian, Andre masih sempat memutuskan untuk kembali ke Maluku Tenggara, tanah tumpah darahnya. Kali ini... ia hadir dengan semangat pembaruan bagi Maluku Tenggara.

Bagi Andre...hanya ada satu tekad. Tekad untuk mewujudkan visi terpenting bagi rakyat Maluku Tenggara yaitu "Perubahan Peradaban Universal yang Bermartabat".

PENGABDIAN DI BIROKRASI
Andre memulai kariernya 1991 sebagai calon pegawai negeri sipil golongan III/a di Kantor Dinas Pekerjaan Umum. Pada 1995 Andre diangkat menjadi Kepala Seksi Jalan. Masih di dinas yang sama. Dewi fortuna masih berpihak padanya dan pada 8 Nopember 2001, Andre dipercayakan menduduki jabatan Kepala Sub Dinas Pengembangan Prasarana Jalan.

Motivasi dan inovasi tiada henti membuat Andre terus melejit meraup jabatan Kepala Dinas Kimpraswil Kabupaten Maluku Tenggara di tahun 2002 berdasarkan SK Bupati Maluku Tenggara nomor 821.3/SK/13/2002.

Kemampuan dan semangat pengabdian Andre terbilang mengagumkan. Tak mengherankan Bupati Kabupaten Kepulauan Aru Theddy Tengko di awal 2007 memintanya untuk mendesain wilayah pemerintahannya pada Badan Perencanan Pembangunan Aru. Suatu jabatan strategis yang tugas dan fungsinya mendesain pembangunan agar Aru bisa sejajar dengan kabupaten lain di Indonesia.

KALEIDOSKOP DI LUAR BIROKRASI

MTQ di TUAL - Di luar perhelatan birokrasi, keterlibatan Andre dalam event bergengsi MTQ Provinsi Maluku tahun 2006 di Tual, telah membuat bangga warga Maluku Tenggara dengan mendesain lapangan upacara Loadar El dalam jangka waktu sebulan menjadi arena pesta keagamaan termegah di Provinsi Maluku. Banyak pihak sebelumnya sangat meragukan persiapan arena tersebut. Upaya mempersiapkan arena, tak tanggung-tanggung jebolan teknik sipil Atmajaya Yogyakarta ini merogoh kantong pribadinya. Bahkan sebulan sebelum penyelenggaraan MTQ, Ia menandatangani pernyataan mundur diri dari jabatannya sebagai kepala Dinas Kimpraswil apabila tidak mampu menyelesaikan pembangunan tersebut karena limit waktu persiapan hingga pelaksanaan MTQ hanya tinggal satu bulan.


PSSI - Tahun 2002 - 2007, PSSI Maluku Tenggara mempercayakan Andre sebagai manajer sepak bola tim Persemalra. Di massa kepemimpinannya, Andre mengukir sejarah baru persepakbolaan di Maluku lebih khusus lagi di bumi Larvul Ngabal. Persemalra di kancah PSSI yang dimulai dari Divisi III (liga amatir Zona Maluku, Maluku Utara dan, Papua) mampu menempati Divisi II (Liga Nasional meliputi Maluku, Maluku Utara, Papüa dan Sulawesi) pada 2006 dan merupakan babak baru sejarah persepakbolaan di Maluku Tenggara.

Pada musim kompetisi Liga Divisi II 2006, Persemalra berhasil meraih peringkat terbaik ke-tiga di level nasional dan lolos ke Divisi I Liga Nasional Indonesia. Meski sudah berada di Kepulauan Aru, Andre masih tetap memimpin tim sepakbola Persemalra. Di ajang Copa Dji Sam Soe 2007 yang diikuti 119 klub dari tiga peringkat berbeda yaitu devisi II, devisi I dan devisi utama, Persemalra mampu menembus level 16 besar. Kendati harus bertekuk lutut namun Persemalra di Stadion Maren sempat menjungkirbalikan tim devisi utama Persipura Jayapura dengan skor sama kuat.

Sebagai Manager Persemalra berhasil membawa timnya meraih Juara II Divisi I Liga Indonesia Tahun 2009-2010 dan sekaligus naik klas ke Divisi Utama 2010/2011 sekaligus menjadi kontestan Piala Indonesia (Copa) 2009-2010. Yang saat ini menjadi Tim Wakil Maluku satu-satunya di Divisi Utama Liga Indonesia.







ANDRE DI MATA TEMAN-TEMANNYA
Andre adalah sosok Putera Kei yang mendapat tempat di hati setiap orang yang mengenalnya dan yang tidak mengenalnya tetapi yang hanya mendengar cerita dari orang lain karena kebaikan, kerendahan hati terutama sifat demawanan yang dimilikinya. Siapa saja baik teman, kerabat, orang susah, Muslim, Protestan, Hindu, Budha, semua golongan selalu ditolongnya .

Bpk. Ino Rentor asal desa Ngilngof mengisahkan : "Andre itu teman saya. Sejak di Sekolah Teknik (ST) sampai Sekolah Teknik Menengah (STM) Langgur, "Koo I ya raan bok, ni pintar, raan kabav, ngalulin, ni suk entung umat lian, yaau mehe waaid ne riking klaas raan besa ia... nvaha buuk - pen nut-nutun", ujarnya.

Menurut Pak Ino, dirinya kemungkinan yang paling banyak dibantu oleh Andre. Selama di bangku ST sampai STM, dia tidak pernah membeli buku karena semuanya dibelikan oleh Andre yang saat itu adalah teman sekelasnya. Bukan hanya buku dan pena, tetapi hampir semua kebutuhan sekolah pak Ino dipenuhi oleh Andre.

Ino Rentor mengaku, wajar kalau pak Andre disenangi banyak orang karena sifat relah membantu, rendah hati, dermawan, tidak pernah arogan, tenang dan pintar adalah sesuatu yang sudah tertanam sejak lahir.

Hal serupa juga diungkap Bpk. Melkior Yerwuan asal Ohoidertom, "... Dulu waktu masih di ST, saya duduk-duduk Andre datang lalu dia lepas dia punya sandal, dia bilang kami bakutukar. Saya bilang saya punya sandal tidak baik tapi dia paksa saja, lalu dia langsung pakai saya punya sandal, dia kase tinggal dia punya sandal sama saya. Lalu dia pergi dan tidak lama dia datang lagi, lalu dia bilang kami bakutukar sandal lagi. Saya ikut saja kasi dia sandal yang tadi dia kasi saya. Lalu dia kasi sandal yang dia pakai ke saya lagi. Ternyata sandal itu sandal baru beli. Lalu dia bilang bahwa saya punya sandal su lubang-lubang jadi dia maksud untuk ganti. Saya punya air mata jatuh... Saya tidak bisa bilang apa-apa... Dalam hati saya Andre seperti kaka kandung saya, seperti bapak saya, bahkan lebih baik dari saudara dekat saya..."